Selamat datang dalam blog saya

Selamat datang dan mari berbagi melalui blog.
Bersama kita bisa memajukan dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika.
Mari kita wujudkan pendidikan matematika yang berkualitas

Google Website Translator Gadget

Minggu, 01 Mei 2011

The Log Linear Model


Ingat kembali mengenai uji statistik dua arah chi-kuadrat. Tes ini cocok jika subjek, atau lebih umum entitas, telah diklasifikasikan silang dalam dua cara dan data dalam bentuk frekuensi penting. Sebagai contoh, misalkan kita telah mengambil sampel dari 66 orang dewasa dan ingin menentukan apakah jenis kelamin orang dewasa adalah berkaitan dengan persetujuan atau kurangnya persetujuan dari serial televisi. 
Hipotesis nol untuk dua arah chi-kuadrat adalah bahwa cara-cara klasifikasi independen. Dalam hal ini kita memiliki: H0: Seks adalah independen persetujuan dari serial televisi.
Berdasarkan hipotesis nol, diharapkan frekuensi sel (eij) dihitung dari
Add caption
 ,  dengan n adalah ukuran sampel
dan dibandingkan terhadap frekuensi observasi (0i) dengan berikut statistik chi-kuadrat:

Meskipun sederhana ini adalah untuk menangani statistik, bagaimana kita menganalisis data jika kita juga ingin memeriksa efek dari lokasi, sebagai variabel moderator yang mungkin, atas persetujuan dari series, dan memiliki tiga-cara tabel kontingensi berikut?
             Pedesaan                                       Perkotaan
               Setuju              Tidak Setuju               Setuju                          Tidak Setuju
Perempuan
3
7
                 6
12
Laki-laki
5
15
17
1

Apa yang paling sering peneliti telah dilakukan di masa lalu dengan tabel kontingensi multiway adalah dengan menjalankan beberapa analisis dua arah. Hal ini didorong oleh paket statistik, yang dengan mudah menghasilkan chi kuadrat untuk semua tabel dua arah. Tapi pembaca harus melihat bahwa ini adalah sebagai tidak memuaskan sebagai memiliki tiga atau empat-cara ANOVA dan hanya melakukan beberapa dua arah ANOVA, karena dua alasan berikut:
  1. Tidak memungkinkan seseorang untuk mendeteksi interaksi tinggi pada tiga faktor atau lebih.
  2.  Itu tidak memungkinkan untuk pemeriksaan simultan hubungan berpasangan
 
ASUMSI-ASUMSI YANG ADA DALAM LOGLINEAR
  1. 1.       Independen
Observasi harus independen. Cara menguji independensi merupakan masalah desain penelitian. Lakukan verifikasi bahwa total N sama dengan jumlah kasus
  1. 2.       Rasio kasus terhadap variable (Adequacy of sample size)
Jumlah kasus harus sesuai dengan jumlah variable. Diperlukan minimal 5 kali jumlah kasus dalam satu sel. Jika kita mempunyai sebuah variable dengan 3 level dan lainnya dengan 5 level maka diperlukan 3x5x5 = 75 kasus. Log linear akan gagal jika kombinasi variable menghasilkan terlalu banyak cell tana kasus.
  1. 3.       Adequacy of Expected Frequency
Expected frequency nilainya harus besar. Caranya lihat expected cell frequency untuk semua two-way association untuk meastikan bahwa semuanya lebih besar dari 1 dan tidak lebih dari 20% dari cell yang nilainya di bawah 5.
  1. 4.       Tidak ada outlier dalam solusi
Hal ini berarti adanya perbedaan yang besar antara hasil observasi dan expected frequency (large residual). Caranya lihat nilai residual dari residual plots.
Contoh langkah-langkah:
Kemudian pada bagian crosstabs:
Kemudian pilih statistics chisquare:
Lalu kontinu, pilih cells isikan observed, expected, dan percentage kemudian kontinu
Kemudian kontinu dan OK, maka di dapat output hasil SPSS sebagai berikut

CROSSTABS   /TABLES=ECG BY BMI BY Smoke   /FORMAT=AVALUE TABLES   /STATISTICS=CHISQ   /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL   /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid
Missing
Total

N
Percent
N
Percent
N
Percent
ECG * BMI * Smoke
176
100.0%
0
.0%
176
100.0%

ECG * BMI * Smoke Crosstabulation
Smoke
BMI
Total
1.00
2.00
1.00
ECG
1.00
Count
47
8
55
Expected Count
34.4
20.6
55.0
% within ECG
85.5%
14.5%
100.0%
% within BMI
65.3%
18.6%
47.8%
% of Total
40.9%
7.0%
47.8%
2.00
Count
25
35
60
Expected Count
37.6
22.4
60.0
% within ECG
41.7%
58.3%
100.0%
% within BMI
34.7%
81.4%
52.2%
% of Total
21.7%
30.4%
52.2%
Total
Count
72
43
115
Expected Count
72.0
43.0
115.0
% within ECG
62.6%
37.4%
100.0%
% within BMI
100.0%
100.0%
100.0%
% of Total
62.6%
37.4%
100.0%
2.00
ECG
1.00
Count
10
6
16
Expected Count
6.6
9.4
16.0
% within ECG
62.5%
37.5%
100.0%
% within BMI
40.0%
16.7%
26.2%
% of Total
16.4%
9.8%
26.2%
2.00
Count
15
30
45
Expected Count
18.4
26.6
45.0
% within ECG
33.3%
66.7%
100.0%
% within BMI
60.0%
83.3%
73.8%
% of Total
24.6%
49.2%
73.8%
Total
Count
25
36
61
Expected Count
25.0
36.0
61.0
% within ECG
41.0%
59.0%
100.0%
% within BMI
100.0%
100.0%
100.0%
% of Total
41.0%
59.0%
100.0%

Chi-Square Tests
Smoke
Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.00
Pearson Chi-Square
23.503a
1
.000


Continuity Correctionb
21.670
1
.000


Likelihood Ratio
24.906
1
.000


Fisher's Exact Test



.000
.000
Linear-by-Linear Association
23.298
1
.000


N of Valid Cases
115




2.00
Pearson Chi-Square
4.151c
1
.042


Continuity Correctionb
3.033
1
.082


Likelihood Ratio
4.113
1
.043


Fisher's Exact Test



.074
.041
Linear-by-Linear Association
4.083
1
.043


N of Valid Cases
61




a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.57.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.56.

Sabtu, 02 April 2011

Penilaian Pendidikan pada Mata Pelajaran Matematika

Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas penilaian. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya mata pelajaran matematika, diperlukan peningkatan kualitas sistem penilaian yang digunakan. Dengan demikian, amanat UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 58 ayat 1 bahwa “Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan” dapat diwujudkan.
Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) no 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian, kita mengetahui bahwa
•Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
•Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
•Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut
Sedangkan tehnik penilaian yang dapat dilakukan mengacu pada Peraturan Menteri no 41 tahun 2007 yaitu dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Abstrak Skripsi Pengembangan Media Pembelajaran Matematika SMP

Niken Wahyu Utami. Pengembangan Media Pembelajaran SMP “Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar” yang Berbasis Edutainment. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 2006

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan media pembelajaran SMP “Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar” yang berbasis edutainment, dan mengetahui apakah ada peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dalam penggunaan media pembelajaran matematika yang berbasis edutainment di SMP untuk pokok bahasan “Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar”.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, yaitu media pembelajaran matematika yang berbasis edutainment. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Yogyakarta. Data penelitian didapat melalui angket analisis awal, angket minat, angket evaluasi media, serta nilai tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir. Data penelitian tersebut dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk keperluan evaluasi media.

Hasil penelitian pengembangan media menunjukkan bahwa dalam mengembangkan media pembelajaran dilakukan melalui proses analisis, desain, produksi, implementasi, dan evaluasi. Dalam proses analisis didapat aspek edutainment yang harus ada dalam media pembelajaran di antaranya tampilan yang menarik, bersifat interaktif, menggunakan efek suara dan gambar, dan adanya permainan yang sesuai materi. Desain dan produksi media pembelajaran dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek pedagogis, yang selanjutnya media yang dibuat dikemas dalam bentuk CD. Implementasi dilakukan untuk menguji media yang dibuat, dan didapat dari keseluruhan siswa yang mengikuti ujicoba, 83.33% di antaranya mengalami peningkatan minat belajar, dan 80% di antaranya mengalami peningkatan prestasi belajar pada pokok bahasan ”Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar”. Dengan demikian media pembelajaran matematika yang berbasis edutainment ini dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa.